Tak terasa sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2021. Ada begitu banyak cerita yang telah terjadi sepanjang tahun ini. Ada cerita bahagia, sedih, kecewa dan lain sebagainya. Di sepanjang tahun ini hari-hari yang ku lalui terasa menyesakkan, begitu menyakitkan bukan berarti sepanjang hari di isi kesedihan, tapi memang lebih banyak hal yang menyakitkan menimpa diriku di sepanjang tahun ini.
Hal baik dan hal buruk yang menimpa diri kita merupakan sesuatu hal wajar terjadi dan itu adalah bagian dari takdir hidup kita. Sebagai manusia, diriku ini begitu lemah. Ya memang manusia itu lemah. Tapi sebagai orang dewasa diriku ini begitu rapuh. Hampir setiap peristiwa yang ku ingat adalah peristiwa sedih saja.
Kisah sedih atau menyakitkan memang lebih mudah di ingat oleh manusia daripada kisah bahagia dan hal itu juga terjadi padaku. Aku menyadari bahwa hal ini tidaklah baik dan perilaku ini harus segera dihilangkan. Memang terasa berat tapi perlu dicoba. Kisah sedih atau menyakitkan yang menimpa diri kita adakalanya itu berubah menjadi hal yang menakutkan seperti trauma.
Jujur saja aku juga memiliki rasa trauma yaitu skripsi. Sebenarnya skripsi bagiku itu mudah tapi aneh rasanya kok begitu sulit. Bukan berarti aku tidak menguasai apa topik penelitian yang aku bahas di skripsi. Tapi aku tidak bisa menulis.
Sebenarnya bukan skripsi yang buat aku trauma, tapi menulis ya menulis itu adalah traumaku. Bukan entah kenapa menulis menjadi traumaku. Menulis bagiku merupakan hal begitu menakutkan, menyeramkan dan hal-hal negatif lainnya yang selalu menghiasi pikiranku. Aku baru menyadari hal ini dan kenapa aku tidak menyukai menulis hal itu berhubungan dengan kisah masa lalu di waktu smp.
Sejujurnya aku lupa seperti apa kejadiannya tapi yang ku ingat adalah kata-kata dan sikap yang begitu menyakitkan dari guruB.Indo yang diberikan padaku. Aku tau, aku memang tak pandai dalam menulis atau membuat cerita tapi perasaan itu begitu menyakitkan. Tidak menghargai hasil jerih payahku dalam hal menulis itu adalah sesuatu hal buruk.
Sejujurnya ada banyak hal buruk yang terjadi di SMP, aku sempat berpikir bahwa smp islam itu adalah tempat yang bagus dalam menuntut ilmu tapi sayang di sana guru-gurunya kek bangsat semua. Aku menyadari seharusnya hal itu tidak perlu terjadi tapi sayangnya itu adalah kenyataan.
Entah mengapa sampai saat ini, di usia yang ke 29 tahun hal-hal yang tampak islami begitu buruk. Aku adalah seorang muslim. Tapi entah kenapa ketemu orang yang terlihat islami yang tampak adalah hal keburukan, apa yang mereka katakan berbeda dengan apa yang mereka lakukan. Jujur saja sampai sekarang aku bingung kenapa hal itu terjadi. Dipikiranku semakin baik orang memahami agama seharusnya semakin baik pula orangnya tapi sayangnya di kenyataan hal itu tidak terjadi, dan sampai saat ini masih aku anggap sebagai kasusitik saja.
Meskipun ku anggap sebagai kasusitik saja, terkadang aku masih saja terganggu. Mudah-mudah di suatu saat aku bertemu dengan orang yang pemahaman dan pengamalan agama nya baik. Jika bertemu dengannya aku ingin berdiskusi dan menanyakan hal itu kenapa terjadi.
Mungkin tulisan di artikel ini terasa begitu random. Jujur saja tulisan ini dibuat untuk mengatasi rasa traumaku bahwa aku tidak bisa menulis. Tulisan ini dibuat bukan sebagai ajang pembuktian bahwa aku tidak seperti orang itu katakan. Aku menulis karena memang aku suka menulis. Aku menulis untuk membagikan setiap ilmu yang aku punya. Menulis membuat aku bahagia dan aku senang melakukannya. Ini adalah ceritaku 91 HARI MENUJU 2022
EmoticonEmoticon